Manusia – Manusia yang Mencerahkan

Ada yang lagi mencari Sang Pencerah? Yuk kesini..

 

Kali ini gue mau sharing opini pribadi gue tentang figur yang menurut gue inspiratif. Definisi figur yang inspiratif disini adalah manusia -selain nabi- yang bisa memperluas cara pandang gue. Bisa cara pandang gue atas hal – hal yang ada di lingkungan gue ataupun hal – hal yang menyangkut diri gue sendiri. Sebetulnya ada banyak figur yang masuk kategori kayak gini, tapi disini gue cuma mau bahas tiga tokoh aja yaitu Pak Quraish Shihab, Pak Reza Wattimena, dan Pak Arif Rahutomo.

 

Continue reading “Manusia – Manusia yang Mencerahkan”

Tagged : / / / / /

Memeluk Rasa Takut

Mau tahu gimana cara gue berdamai dengan rasa takut?Yuk kesini..

 

Kali ini gue akan kembali nulis hal yang agak pribadi. Gue mau berbagi tentang suatu hal yang menjadi perhatian gue saat ini. Gue akan lebih banyak pake kata perhatian di posting-an ini dibanding kata ketakutan, karena gue secara pribadi merasa kata perhatian lebih feel good. Tapi harus gue akuin, apa yang menjadi perhatian gue saat ini, ya bisa dibilang adalah ketakutan gue. Sebagai manusia, menurut gue manusiawi kalo pernah ngerasain hal itu. Tapi gue pengen mengubah hal itu menjadi suatu yang setidaknya lebih ‘nyaman’.

 

Perhatian gue saat ini adalah tentang kesehatan gue. Gue pengen, gue yang sekarang dan sampai ke depannya adalah orang yang sehat secara fisik dan mental. Meskipun gue tahu kalo gue ngga bisa sempurna, pasti sebagai manusia ada ‘masa naik’ dan ‘masa turun’, tapi setidaknya gue pengen ‘garis trend (trend line)’ gue adalah garis naik. Beberapa upaya gue lakuin terkait hal ini. Upaya – upaya tersebut akan gue ceritain di sini dengan harapan bisa bermanfaat. Oke, jadi mulai paragraf selanjutnya, gue akan mulai bahas soal ini.

Continue reading “Memeluk Rasa Takut”

Tagged : / / / / /

Buku Being Less Sensitive Person

Ngerasa gampang baper, terharu, atau cepet paham sama modus orang lain? Yuk, coba cek apa kamu si manusia langka yang masuk ke dalam kategori Highly Sensitive Person

 

 

Kali ini gue balik lagi mau bahas tentang buku, yaitu sebuah buku yang berjudul Being Less Sensitive Person yang ditulis oleh seorang sarjana sains yang juga pengelola media digital bernama Restianingrum, yuk tanpa banyak basa basi langsung aja yah.

 

Apa yang membuat gue memutuskan buat baca buku ini?

 

Hal yang membuat gue memutuskan buat baca buku yang berjudul Being Less Sensitive Person karya Restianingrum ini adalah karena menurut gue saat ini kata baper udah menjadi hal lumrah yang sering diucapin di pergaulan sehari-hari. Baper secara singkat kurang lebih artinya terlalu dibawa ke perasaan atau diambil hati. Oia, bahkan gue pernah liat beberapa status orang lain yang mengeluh kalo saat ini kata baper seringkali dijadiin pembenaran buat mengejek orang lain. Terlepas dari setuju atau ngga setuju tentang hal ini, beberapa waktu yang lalu gue ketemu sama buku yang berjudul Being Less Sensitive Person dan menurut gue buku ini sepertinya relate dengan fenomena saat ini yaitu populernya penggunaan kata baper di pergaulan sehari-hari.

 

Continue reading “Buku Being Less Sensitive Person”

Tagged : / / / / / / /

Resilient: Going Through The Pain

Mau tahu masalah mental yang diperkirakan telah menghilangkan nyawa 800.000 orang di dunia per tahunnya?

 

Bertepatan dengan hari penyintas kehilangan bunuh diri internasional (international survivors of suicide loss) yang jatuh pada tanggal 23 November, salah satu organisasi non profit di Indonesia yaitu Into The Light, mengadakan suatu talk show di Mall Pacific Place atau tepatnya di @america dengan tema Resilient: Going Through The Pain. Into The Light menganggap talk show ini penting untuk terselenggaranya mengingat begitu tingginya angka bunuh diri yaitu menurut World Health Organization (WHO) diperkirakan setiap tahunnya terdapat 800.000 orang yang meninggal karena bunuh diri. Talk show ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya kesehatan jiwa agar dapat mencegah bunuh diri serta langkah apa yang dapat diambil oleh para orang terdekat dari korban bunuh diri yang disebut sebagai penyintas kehilangan bunuh diri (survivors of suicide loss) untuk menyembuhkan luka mereka setelah kepergian orang terdekat yang melakukan bunuh diri.

 

Continue reading “Resilient: Going Through The Pain”

Tagged : / / / /
error: Content is protected !!
Visit Us On TwitterVisit Us On FacebookVisit Us On YoutubeVisit Us On Instagram