Buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat

https://www.estalinafebiola.com/seni-bersikap-bodo-amat/

Banyaknya penggelembungan fakta, bikin auto mumet. Disini Mark Manson kasih rahasia tetap waras dan sukses meski hidup di dunia tipu – tipu..

 

Buku yang kali ini mau gue review yaitu buku berjudul Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat. Buku ini ditulis oleh Mark Manson yaitu seorang blogger kenamaan yang tinggal di New York. Buku ini sendiri bisa dikategorikan sebagai buku self-development karena menekankan skill tentang gimana caranya menyiasati kehidupan dengan keterampilan tertentu sehingga mampu memperoleh kepuasan dan kebahagiaan hidup yang sejati.

 

Apa yang membuat gue memutuskan untuk membaca buku ini?

 

Gue memutuskan untuk baca buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat ini didorong rasa penasaran karena gue melihat tingginya minat pasar sama buku ini dan juga buat membuktikan perkataan teman gue yang pernah bilang kalo di dalam hidup ini sikap dan perilaku bodo amat itu perlu buat diterapin. Bodo amat yang gimana sih yang ‘sehat’ buat diterapin?

 

 

Apa yang gue rasakan setelah membaca buku ini?

 

Setelah baca buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat ini, gue mulai memahami sudut pandang seorang Mark Manson. Apalagi di kehidupan saat ini, dimana informasi bisa  dengan mudah diperoleh, maka tekanan dan standar nilai apapun bisa  mempengaruhi cara berpikir dan cara hidup kita. Jika salah dalam mengadopsi cara berpikir dan cara hidup tertentu, maka kebahagiaan akan sulit diperoleh. Kebahagiaan yang dimaksudkan Manson adalah kebahagiaan yang sejati yaitu pada kebahagiaan pada aspek lahir dan batin.

 

Bagi Manson, untuk bisa memperoleh kebahagiaan yang sejati, seseorang harus punya kedewasaan sehingga bukan aja mampu memilih standar nilai yang tepat bagi kehidupannya, namun juga bisa menerapkannya secara konsisten di kehidupan sehari-hari. Standar nilai yang tepat bagi Manson untuk diterapkan yaitu bodo amat terhadap hal-hal yang ngga penting dalam kehidupan kita.

 

Buku Who Moved My Cheese

 

Agar bisa  bodo amat terhadap hal-hal yang ngga penting, Manson mengajak untuk bisa menyortir antara hal yang penting dengan hal-hal yang sifatnya sampah. Bagi Manson, hal-hal penting yang perlu diperdulikan yaitu mengingat kematian, hidup adalah suatu proses, realistis melihat diri sendiri, kejujuran, komitmen, keberanian untuk action, dan fokus pada hal-hal yang ada dalam kendali kita.

 

Yuk, kita bahas satu per satu, yaitu dimulai dari kematian. Bagi Manson, mengingat kematian ini penting karena dengan mengingat hal ini, kita sadar bahwa kita ini fana sehingga nggaterlilit aneka kelekatan. Terlilit aneka kelekatan membut kita ngga bahagia.

 

Kemudian nilai bahwa kehidupan adalah suatu proses juga penting dimiliki karena kegagalan dan keberhasilan dalam hidup merupakan hal yang berdampingan sehingga ngga terlalu melekat saat memperoleh keduanya. Terlalu lekat pada kegagalan akan memunculkan perasaan kesedihan yang mandalam dan terlalu lekat pada keberhasilan akan memunculkan sikap takut mencoba hal baru karena takut akan kegagalan.

 

Selanjutnya, realistis melihat diri sendiri juga merupakan hal yang penting untuk mencegah kita merasa istimewa ataupun tersinggung jika orang lain ngga memperlakukan kita secara istimewa. Hal ini sungguh ngga penting, karena mengurangi kadar kebahagiaan.

 

Lalu nilai kejujuran juga penting untuk dimiliki karena dengan nilai ini kita ngga menyiksa diri sendiri dan bisa membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Bahkan di bagian ini Manson menyarankan untuk ngga melakukan konfigurasi ulang kepribadian kita ketika berinteraksi dengan orang lain untuk menjaga komunikasi yang terbuka.

 

Adapun komitmen merupakan nilai yang juga penting untuk dimiliki karena hidup bebas tanpa komitmen hanya menghasilkan kebahagiaan yang semu. Hal ini pernah dialami oleh Manson yaitu ketika dirinya memutuskan untuk hidup bebas tanpa komitmen dan bertualangan dari negara yang satu ke negara lainnya dengan banyak gadis dari berbagai negara, pada titik tertentu Manson justru merasakan kehampaan dan semakin jauh dari kebahagiaan.

 

Nilai hidup berikutnya yaitu keberanian untuk action. Nilai ini perlu untuk dimiliki agar ngga menunda-nunda hal positif yang perlu kita lakukan. Penundaan hanya menghalangi kita dalam memperoleh kemajuan yang positif dalam hidup. Tanpa keberanian dalam action, kita hanya akan menjadi seorang pemimpi alih-alih meraih kebahagiaan sejati.

Dan yang terakhir yaitu nilai untuk mampu fokus pada hal-hal yang berada di bawah kendali kita. Sebagai contoh, jika kita fokus pada hal-hal seperti ingin disukai oleh orang lain, ingin populer, dan lain-lain, kita ngga bisa memastikan apakah orang lain menyukai kita atau ngga. Kalau orang lain ngga menyukai kita, maka kita akan bersedih hati. Lebih baik berfokus pada hal-hal seperti persahabatan, kejujuran, atau ketulusan yang merupakan hal-hal yang berada di dalam kendali kita.

 

Lantas apa hal-hal yang sangat perlu untuk ngga diperdulikan? Menurut Manson, hal tersebut yaitu kesulitan dalam mencapai kesuksesan serta sindrom penyelamat dan korban. Ngga perduli dengan tantangan dalam jalan mencapai kesuksesan perlu karena jika terlalu memikirkannya maka dikhawatirkan berdampak terhadap semangat kita. Dan ngga perduli terhadap keinginan bertindak sebagai penyelamat gadungan ataupun korban perlu diterapkan karena setiap orang memiliki tanggung jawab terhadap emosi yang timbul pada diri mereka.

 

Sejauh ini sudah paham yah sudut pandang Manson. Lanjut kita bahas tentang bagian lain yang gue suka dari buku ini. Bagian itu yaitu gue nemuin kata-kata mutiara favorit yaitu “Hidup hanya rentetan masalah, solusi atas sesuatu menciptakan masalah lainnya” dan “Menyadari kefanaan diri sehingga ngga terlilit aneka kelekatan”. Bagi gue, kata-kata ini sangat menohok yah jadi mampu membangunkan kesadaran siapapun yang baca.

 

Setelah semua ulasan ini, gue pikir gue  juga perlu mengungkapkan secara jujur bahwa ada bagian lain dari buku ini yang masih harus gue pertimbangin buat diterapin. Bagian itu yaitu tips Manson agar kita selalu bersikap jujur. Jujur disini misalnya ngga perlu melakukan konfigurasi ulang kepribadian kita saat berinteraksi dengan orang lain. Gue pikir, gue perlu untuk melakukan konfigurasi ulang saat beradaptasi dengan orang lain sampai di tahapan tertentu, dimana ini bukan untuk menjadi munafik tapi untuk menjadi pribadi yang fleksibel dan menjaga keselarasan hidup dengan lingkungan sosial.

 

Akhirnya, kita sampai di bagian kesimpulan dari ulasan ini. Bagi gue pribadi, buku ini bagus karena di tengah terpaan -penggelembungan- informasi, kita diingatkan untuk mengaktifkan kembali mode filter atas informasi yang ada. Dimana filter tersebut memiliki salah satu fitur yaitu bodo amat terhadap hal-hal yang memang sepantasnya ngga diperdulikan. Gue pun menyarankan untuk membaca buku ini sendiri itu lebih baik karena hasil proses analisis otak kita ngga mungkin sama sehingga apa yang gue rasakan ngga akan mungkin 100% sama dengan apa yang orang lain rasakan. Selamat membaca!

Udah berapa persen nih prinsip hidup bodo amat yang diterapin di hidup kamu?

 

Instagram

Tagged : / / / /

2 thoughts on “Buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat

  1. Buku yang sangat viral ni di awal2 terbitannya, pertama tau masih dalam bahasa inggris..

    Memang benar, di tengah informasi yang sudah “merajalela” seperti sekarng ini, kita perlu mengaktifkan filter penyaringan informasi yg mesti kita konsumsi, sehingga dapat meringankan beban fikiran dri hal-hal yang kurng bermanfaat untuk difikirkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Visit Us On TwitterVisit Us On FacebookVisit Us On YoutubeVisit Us On Instagram